Surabaya,Seputar Hukum Indonesia.–
Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh godaan jalan pintas, Mas Izzal memilih jalur yang berbeda — jalur yang penuh perjuangan, keringat, dan keteguhan hati. Meskipun lahir dari keluarga yang secara ekonomi sudah mapan — ayah dan ibunya dikenal sebagai pengusaha sukses di bidangnya — Mas Izzal tidak serta-merta bergantung pada kenyamanan yang tersedia. Ia memilih untuk menempa dirinya sendiri, membangun karakter, dan merasakan langsung getir-manisnya perjuangan dari bawah.
Dalam usia muda, ia memutuskan menjalani berbagai pekerjaan, termasuk menjadi sopir pribadi seorang pejabat. Di balik kemudi, ia belajar tentang kesabaran, ketekunan, serta seni membaca situasi dan memahami karakter orang. Bagi Mas Izzal, setiap perjalanan adalah pelajaran, setiap pertemuan adalah kesempatan untuk belajar. Ia tidak pernah merasa malu atau minder dengan pekerjaannya, sebab ia yakin bahwa dalam Islam, setiap usaha yang halal adalah mulia di hadapan Allah SWT.
Waktunya hampir tak bersisa untuk bersantai. Ketika teman sebayanya mungkin menikmati masa muda dengan hiburan, Mas Izzal justru mengisi hari-harinya dengan kerja keras, rasa ingin tahu yang besar, dan usaha tak kenal lelah untuk meningkatkan kapasitas diri. Ia selalu haus akan ilmu, baik yang berkaitan dengan dunia bisnis, kepemimpinan, maupun nilai-nilai agama. Ia berpegang teguh pada prinsip bahwa rezeki yang berkah datang dari kejujuran, kerja keras, dan doa yang tulus.
Semangat itu berakar kuat dari keyakinan pada sabda Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Ahmad). Mas Izzal tidak sekadar bermimpi menjadi pengusaha sukses untuk dirinya sendiri; lebih dari itu, ia bercita-cita membangun usaha yang mampu membuka lapangan kerja, membantu sesama, dan menjadi jalan kebaikan bagi banyak orang.
Dengan bekal pengalaman hidup dan nilai-nilai yang tertanam dalam jiwanya, Mas Izzal mulai merintis usaha sendiri, dari langkah-langkah kecil namun penuh keyakinan. Ia mengelola bisnis dengan prinsip Islam: mengutamakan kejujuran, amanah, pelayanan terbaik, serta memperhatikan hak-hak orang lain. Baginya, setiap transaksi bukan hanya soal keuntungan dunia, tetapi juga soal tanggung jawab akhirat.
Kini, perlahan namun pasti, usaha Mas Izzal tumbuh dan berkembang. Ia tetap rendah hati, tidak lupa daratan, dan terus berpegang pada prinsip bahwa apa pun yang diraihnya adalah amanah dari Allah SWT yang harus dipertanggungjawabkan. Ia juga tetap aktif menginspirasi generasi muda untuk tidak takut memulai dari bawah, tidak malu belajar, dan tidak ragu untuk berusaha mandiri walaupun berasal dari keluarga yang serba cukup.
Mas Izzal adalah cerminan nyata bahwa garis keturunan bukanlah penentu utama kesuksesan. Yang lebih utama adalah karakter, kerja keras, niat yang lurus, serta keberanian untuk menempuh jalan sulit demi kemandirian sejati. Perjalanan hidupnya mengajarkan kita bahwa dengan tekad, kesungguhan, dan pertolongan Allah, siapa pun bisa menjadi pengusaha muda yang bukan hanya sukses, tetapi juga membawa manfaat dan keberkahan bagi umat.