Anggota Bawaslu Jatim memakai Baju Kebaya saat di kegiatan rapat koordinasi Pilkada 2024 beberapa waktu lalu. Dok, Humas Bawaslu Jatim.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur meluncurkan program Selasa Berkebaya, Selasa (10/6/2025). Dimana program ini ditujukan bagi seluruh perempuan pengawas pemilu di wilayah Jawa Timur sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus menunjukkan profesionalitas.
Anggota Bawaslu Jawa Timur, Eka Rahmawati, mengatakan ide program ini telah lama digagas. “Kita hanya perlu konsisten saja menerapkannya, karena ini menunjukkan identitas kita sebagai Srikandi Bawaslu Jatim,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Eka, kebaya tidak menjadi batasan dalam bekerja, melainkan sebuah simbol kekuatan perempuan. “Bukan kebaya yang membatasi cara kita bekerja, tapi cara berpikir kritis dan sensitivitas dalam beradaptasi,” katanya.
Anggota lainnya, Dewita Hayu Shinta, menyebut bahwa tujuan utama dari program ini adalah pelestarian budaya Nusantara. “Sebenarnya lebih ke baju adat sesuai tradisi masing-masing saja, tidak selalu kebaya. Tapi kebaya membuat saya lebih percaya diri,” ujarnya.
Hal sama disampaikan Dwi Endah Prasetyowati yang juga mendukung program ini karena berkebaya sudah menjadi bagian dari kegiatan Bawaslu sebelumnya. “Dalam beberapa rapat koordinasi kami juga sudah mengenakan kebaya. Kini kami akan konsisten setiap Selasa,” ujarnya.
Senada dengan itu, Nur Elya Anggraini menyebut kebaya sebagai bagian dari semangat masa lalu yang relevan dengan tugas pengawasan pemilu. “Dengan berkebaya kita ingin hadirkan semangat masa lalu dalam kerja ke pengawasan kita,” katanya.
Ketua Bawaslu Jatim, A. Warits, turut memberikan pandangannya tentang makna kebaya bagi bangsa Indonesia. “Bagi saya kebaya bukan hanya busana, tapi simbol kearifan lokal dan kesopanan perempuan Indonesia,” katanya.
Warits menambahkan bahwa kebaya telah menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa. “Kebaya adalah saksi sejarah perempuan pejuang pada saat bangsa kita belum merdeka,” katanya.
Sementara itu, Rusmifahrizal, anggota lainnya, turut menyatakan dukungannya terhadap program ini. “Kebaya adalah identitas perempuan Indonesia. Dengan kebaya kita lestarikan keindonesian kita,” ujarnya.
Dengan diluncurkannya program Selasa Berkebaya, Bawaslu Jawa Timur berharap semangat pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan profesionalitas kerja pengawasan pemilu.