Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Uncategorized

Kisah Siti Maimunah, Jemaah Embarkasi Surabaya Tertua dari Bali yang Naik Haji

146
×

Kisah Siti Maimunah, Jemaah Embarkasi Surabaya Tertua dari Bali yang Naik Haji

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Siti Maimunah jemaah tertua dari Bali. Foto : Humas Kanwil Kemenag Jatim

 

Surabaya — Seputar Hukum Indonesia

Example 300x600

Meski tubuhnya sudah renta, tidak mengurangi antusias dari Siti Maimunah (89 tahun) berangkat haji menunaikan ibadah rukun islam yang kelima. Wanita kelahiran Desember 1935 ini, merupakan jemaah tertua asal Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 71 yang berangkat dari Embarkasi Surabaya.

 

Siti Maimunah diketahui, tiba di asrama haji Sukolilo Surabaya pada Kamis (22/5/2025) dengan didampingi anak tertuanya, Mariyati (57 tahun). Karena keterbatasan dalam berkomunikasi, Siti Maimunah dibantu anaknya dalam wawancara.

 

Mariyati menceritakan, sejatinya selama ini kondisi ibunya sehat-sehat saja. Sehingga Ia bersyukur dapat berhasil naik haji meski di usianya yang tua. “Alhamdulillah meskipun usianya hampir 90 tahun, ibu saya sehat-sehat, tidak ada sakit diabetes, darah tinggi atau sejenisnya. Hanya saja lima bulan lalu, mungkin karena faktor usia ya, ibu terkena serangan jantung sehingga kondisinya tidak sesehat dulu,” tutur Mariyati, Minggu (25/5/2025).

 

Meskipun berusia 80-an, Mariyati menekankan, ibundanya itu masih aktif bertani di kebun cengkih. “Ibu baru berhenti karena terkena sakit jantung 5 bulan lalu. Sebelumnya masih aktif di kebun, sempat mengikuti manasik haji setelah diumumkan berangkat tahun ini. Setelah sakit, ibunda lebih banyak pemulihan di rumah,” jelas Mariyati.

 

Ia menceritakan jika ibu dan dirinya dapat mendaftar haji hasil dari menabung bertani cengkih. “Ibu adalah petani cengkih. Alhamdulillah setiap panen, ibu sedikit demi sedikit menyisihkan uang untuk ditabung. Pada tahun 2019 kami bisa mendaftar haji,” kenang Mariyati.

 

Dari hasil panen itu juga, diketahui Siti Maimunah menyisihkan uangnya untuk ditabung membayar biaya pelunasan haji.

 

Menurut Mariyati anaknya, sang ibunda sebenarnya telah berkeinginan sejak lama untuk berhaji. “Tetapi kami belum mampu. Ibu ini anaknya banyak. Kami ini 9 bersaudara. Bapak sudah meninggal 27 tahun lalu. Baru 6 tahun lalu ibu dan saya dapat mendaftar,” terang Mariyati.

 

Ia sangat bersyukur karena dengan adanya layanan kuota prioritas lansia dan juga kuota pendampingan lansia, ibundanya dapat berangkat lebih cepat dari masa tunggu seharusnya.

 

Mariyati berharap ibunda dapat mengikuti rangkaian ibadah dengan lancar. “Tadi awal masuk asrama haji, ibu sempat dibawa ke poliklinik karena tekanan darahnya  sedikit menurun. Alhamdulillah sudah stabil. Semoga kami diberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan rangakaian ibadah haji di Tanah Suci,” harapnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *